~Hubungan antara
Tegangan, Hambatan, dan Kuat Arus Listrik pada Rangkaian Listrik ~
Oleh: PUTRI LESTARI
Kelas
: XI TKJ 02
o Rangkaian Listrik
Rangkaian
listrik adalah hubungan beberapa alat listrik yang membentuk suatu sistem
kelistrikan. Rangkaian listrik dengan aliran arus listrik merupakan rangkaian
listrik tertutup dan rangkaian listrik tanpa aliran listrik merupakan rangkaian
listrik terbuka.
Arus
listrik muncul ketika elektron-elektron bergerak dari potensial rendah ke
potensial tinggi. Arah gerakan elektron ini berlawanan dengan arah arus
listrik. Jadi, akibat pergerakan elektron-elektron ini, muncul arus listrik
yang arahnya dari potensial tinggi ke potensial rendah.
o Tegangan Pada Rangkaian Listrik
Tegangan
adalah beda potensial antara dua titik rangkaian listrik yang memberi tekanan
ke arus listrik untuk mengalir. Tegangan listrik sering diistilahkan dengan
beda potensial diberi lambang V singkatan dari Voltase yang artinya tegangan.

Beda potensial
adalah banyaknya energi yang berfungsi untuk mengalirkan setiap Coulumb muatan
dari satu titik ke titik yang lain. Apabila energi W, muatan listrik q, maka
beda potensial V dapat dirumuskan :
Dimana:
W = energi, satuan
Joule
q = muatan, satuan Coulumb
V = Beda Potensial, satuan Volt
q = muatan, satuan Coulumb
V = Beda Potensial, satuan Volt
Dua titik
dikatakan mempunyai beda potensial 1 Volt, apabila sumber tegangan itu
mengeluarkan energi sebesar satu Joule untuk memindahkan muatan listrik sebesar
satu Coulumb dari satu titik ke titik yang lain.
o Hambatan Listrik (Resistor)
Hambatan
adalah elektron-elektron yang mengalir di penghantar cenderung
mengalami gesekan dan perlawanan. Jika penghambat dihubungkan maka penghambat
mengurangi kuat arus listrik yang mengalir melalui rangkaian listrik tersebut.
Dalam radio dan televisi, penghambat digunakan untuk menjaga kuat arus dan beda
potensial pada nilai yang tertentu besarnya agar komponen-komponen listrik
lainnya dalam rangkaian dapat berfungsi secara baik.
Sebuah
penghambat sederhana biasanya dibuat dari kawat nikhrom yang tipis. Penghambat
variabel yaitu suatu penghambat yang nilai hambatan listriknya dapat
diubah-ubah.Penghambat variabel ini dikenal sebagai rheostat, dan digunakan
untuk mengubah kuat arus listrik yang mengalir melalui rangkaian listrik.
Dengan menggeser posisi kontak luncur, panjang kumparan kawat yang dihubungkan
pada rangkaian listrik berubah, dan ini mengubah nilai hambatan listrik
kumparan kawat.
Akibatnya,
kuat arus listrik yang mengalir dari kutub ke kutub berubah.. Potensiometer
yang dihubungkan dengan baterai dapat memberikan nilai tegangan listrik mulai
dari nol samai dengan tegangan baterai.
Mengukur Hambatan
Listrik
Untuk
mengukur hambatan listrik dapat digunakan Ohmmeter. Dengan Ohmmeter besarnya
hambatan dapat langsung dibaca pada skala. Salah satu ciri Ohmmeter adalah
adanya tanda Ω pada skala alat itu.
o Kuat Arus Pada Rangkaian Listrik
Besar
atau kecilnya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap sekon
disebut kuat arus listrik. Kuat arus listrik dapat diukur dengan menggunakan
alat yang dinamakan amperemeter. Amperemeter disusun secara berurutan (seri)
dalam Rangkaian Listrik

Cara mengukur arus
listrik dengan ampere meter
Cara
membaca skala pada amperemeter adalah sebagai berikut. Setelah amperemeter
terpasang pada rangkaian dan saklar ditutup, maka arus listrik mengalir dan jarum
amperemeter menunjuk angka tertentu sesuai dengan besar arus yang terukur
Apakah
yang dimaksud 1 ampere itu? 1 ampere adalah besar muatan listrik 1 Coulumb yang
mengalir melalui penghantar setiap 1 sekon. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut.
I

Dimana:
q = muatan listrik
(c = Coulomb)
t = waktu (sekon)
I = kuat arus
listrik (C/s atau A)
Satuan kuat arus
yang lebih kecil yaitu : miliampere dapat ditulis mA, mikroampere dapat ditulis
μA.


o Hubungan Antara Kuat Arus dan Tegangan
Listrik
Ø Orang yang pertama
kali menyatakan hubungan kuat arus dengan beda potensial adalah George Simon
Ohm. Pernyataannya dikenal dengan hukum Ohm yang berbunyi: “Hasil bagi beda
potensial dengan kuat arus adalah tetap”.
Ø Hubungan antara
kuat arus (I) dan tegangan (V) merupakan hubungan yang linear, artinya makin
besar tegangan makin besar pula kuat arus, makin kecil tegangan makin kecil
pula kuat arus.
Hubungan tegangan
dengan kuat arus dapat ditulis sebagai berikut:
V ~ I (V sebanding
I)
Secara umum dapat
ditulis :
V = I . C
C adalah konstanta
pembanding yang nilainya selalu tetap untuk berbagai V dan I.
Konstanta inilah
yang disebut hambatan sehingga perumusannya menjadi sebagai berikut:
V = I x R
Jadi, hambatan
listrik adalah hasil bagi tegangan (beda potensial antara ujungujung
penghantar) dengan kuat arus yang melalui penghantar tersebut. Jika ditulis
dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut:
R=V/I
Dimana:
R = hambatan,
satuannya Ohm
V = tegangan, satuannya Volt
I = kuat arus, satuannya ampere
V = tegangan, satuannya Volt
I = kuat arus, satuannya ampere
R adalah faktor
pembanding yang nilainya tetap, inilah yang disebut hambatan atau resistansi.
o Hukum Ohm
Arus listrik akan
mengalir dalam pengahantar jika memenuhi dua syarat yaitu adanya tegangan dan
rangkaiannya tertutup.
Jumlah arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang diberikan dan juga besarnya hambatan. Jika tegangan dinaikkan, maka arus listrik akan meningkat. Namun, jika hambatannya juga dinaikkan maka arus akan melemah.
Jumlah arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang diberikan dan juga besarnya hambatan. Jika tegangan dinaikkan, maka arus listrik akan meningkat. Namun, jika hambatannya juga dinaikkan maka arus akan melemah.
o Hukum Kirchoff Tetang Arus Listrik

Dalam
rangkaian bercabang, kuat arus yang masuk pada titik percabangan sama besar
dengan kuat arus yang keluar dari titik percabangan. Jika kuat arus yang masuk
ke titik percabangan adalah I, dan arus yang keluar dari titik percabangan
adalah I1, I2, I3, dan I4 maka berlaku hubungan:
I = I1+ I2+ I3+ I4
Persamaan ini
dikenal sebagai hukum Kirchoff. Secara fisis dapat diartikan kuat arus yang
masuk pada titik percabangan sama besarnya dengan jumlah kuat arus yang keluar
dari titik percabangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar